Rabu, 26 Desember 2012





Putra-putri Perguruan Pencak Silat Persatuan Hati Cabang Bantul persiapan ziarah ke makam Leluhur PH di Kwarasan. Dilaksanakan pada tahun 1989/90.

Selasa, 25 Desember 2012

SEJARAH PERGURUAN PENCAK SILAT PERSATUAN HATI (PH)

Tulisan ini kami kutip dari Sejarah Perhimpunan / Perguruan Pencak Silat Persatuan Hati (PH) yang ditulis oleh Bapak KASIYO DWIJOWINOTO dan KUNCORO yang dikerjakan atas dasar Keputusan Musawarah dalam Pertemuan Keluarga Besar Persatuan Hati di nDalem Suryoputran Yogyakarta.

Bahwa pada tahun 1921, pada masa Pergerakan Nasional untuk kemerdekaan Nusantara (Indonesia) telah berkumpul beberapa pemuda di suatu lingkungan di Yogyakarta yang dipimpin oleh  Trio Pemuda : R. Soepono, R.Soenardi dan R. Soebroto yang kemudian membuat perkumpulan beladiri pencak silat yang diberi nama Be United.
Tujuan dari organisasi/perkumpulan Be United pada awalnya adalah untuk menandingi kenakalan/kekurangajaran dari sekelompok sinyo (anak Belanda laki-laki) yang semakin lama semakin menyakitkan hati anak-anak pribumi (Indonesia).

Pada tahun 1927, perkumpulan pencak silat tersebut semakin berkembang dan namanya diubah sesuai dengan semangat juang yang menyala-nyala serta rasa nasionalisme yang meledak-ledak. Dari Be United  diubah menjadi PERSATUAN HATI . Kata Persatuan Hati inipun merupakan suatu bukti semangat perjuangan dalam masa Pergerakan Kemerdekaan untuk menuju ke Sumpah Pemuda .

Pada saat peresmian Perguruan Pencak Silat Persatuan Hati tahun 1927 tersebut, yang bertindak sebagai Pelindung adalah Mr. R. Suyudi. Dan di Yogyakarta pendiri Persatuan Hati adalah 7 (tujuh) orang pemuda yaitu :
1. R.C. SUPONO MANGKUPUJONO
2. R.M. R. SUNARDI
3. R.M. SUBROTO
4. SUWITO ATMOWIYOTO
5. R.I SINGGIH ISMAUN
6. T. TOWIKROMO
7. F. ATMO SENTONO

Dengan semangat yang membara, setelah peresmian PH, maka berkembanglah beberapa Cabang Persatuan Hati di berbagai daerah ;
Pada tahun 1932 RC Supono Mangkupujono mendirikan Cabang di Purworejo Jawa Tengah
Pada tahun 1939 R Ismaji mendirikan PH di Ponorogo Jawa Timur

Pada jaman perang kemerdekaan, sumbangan Perguruan Pencak Silat Persatuan Hati  kepada Ibu Pertiwi adalah para Anggota menjadi Laskar/tentara pejuang. Disamping itu Lambang Perguruan Pencak Silat Persatuan Hati, lambang Kependekaran pada waktu itu berupa TENGKORAK PUTIH MENGGIGIT BELATI, diserahkan kepada Batalyon 1 MBT yang diterima oleh Mayor R. Sudarto (sekarang Mayor Jenderal Purn Ir. R. Sudarto) dan lambang tersebut dijadikan sebagai Tanda Kesatuan Batalyon 1-MBT pada bulan Mei 1946.

Setelah perang kemerdekaan selesai, dan Indonesia semakin aman, Perguruan Pencak Silat Persatuan Hati mulai berbenah diri dan meluaskan/melebarkan sayap dengan membuka dan mendirikan cabang-cabang dibeberapa Kota di Indonesia dan bahkan masuk lingkungan sekolah.

Kota yang dijangkau oleh para aktivis PH antara lain : Yogyakarta, Wates, Purworejo, Bandung, Jakarta, Palembang, Samarinda, Ungaran, Semarang, Surabaya, Ponorogo, Klaten, Magelang, Bantul dan Wonosari.
Sekolah yang secara resmi menerima PH adalah Sekolah GUru Pendidikan Djasmani (SGPD) yang selanjutnya berubah menjadi SGO. Oleh para lulusan SGPD Negeri Yogyakarta, pencak silat PH dibawa masuk ke SMP-SMP dimana mereka ditempatkan.

Demikian sekelumit sejarah berdirinya Perguruan Pencak Silat Persatuan Hati yang bisa kami sampaikan sesuai dengan hasil keputusan musyawarah dalam Pertemuan Keluarga Besar Persatuan Hati di nDalem Suryoputran Yogyakarta. Mohon maaf apabila ada kekurangan dan semoga bermanfaat bagi kita sebagai penerus Perguruan Pencak Silat Persatuan Hati. (Redaksi-Dwix)

Kamis, 20 Desember 2012

MAKNA LAMBANG

Arti Lambang Persatuan Hati adalah sebagai berikut :
  1. Segi lima menyatakan azas Perguruan Pencak Silat Persatuan Hati yaitu Pancasila. Segi lima bergaris hitam bermakna manusia mempunyai keterbatasan cakrawala pandangan, sedangkan  warna dasar Kuning berarti Suci.
  2. Hati bersinar dikutip sebagai lambang mencintai seluruh makhluk sosial seperti mencintai diri sendiri. Huruf PH singkatan dari Persatuan Hati tertera menjadi pusatnya, mengandung arti tidak mengabaikan para penderita, fakir miskin dengan cara berdoa dan lain-lain.
  3. Lingkaran mengurung hati bersinar-sinar sebagai pernyataan bahwa kepentingan pribadi. golongan dan lain-lain harus tunduk kepada kepentingan umum.
  4. Menghubungkan senjata-senjata tombak, keris dan trisula dengan tali adalah sekedar sebagai keterangan bahwa yang disebut dengan pencak silat di jaman purba dengan mengagungkan senjata-senjata tajam tombak, di jaman Majapahit dengan membanggakan keampuhan senjata keris dan di permulaan abad 19 mengutamakan senjata trisula untuk menambah kewaspadaan kesehatan hati sanubari.

Dengan penjelasan singkat sebagai berikut ;
  1. Sebagai pernyataan penuh rasa syukur ke hadirat Tuhan YME.
  2. Sebagai lambang didalam perlindungan asal segala cinta mencintai nenek moyang kita meliputi seluruh jiwa-jiwa keturunannya.
  3. Tali tidak berpangkal dan tidak berujung sebagai lambang mempersatukan, menggali, membina demi kelestarisn dan kemurnian kebudayaan asli pencak silat.
  4. Trisula melambangkan bahwa olah beladiri sangat berguna untuk membangun dan mempererat rasa persaudaraan kita selamanya.